Penulis: Nur Fikri

Pada 13 Februari 2025, Wave to Earth sukses menggelar konser mereka di Jakarta dalam rangkaian tur Asia bertajuk Play With Earth! 0.03 World Tour Asia. Band asal Korea Selatan yang mengusung genre indie rock, jazz, dan bedroom pop ini bernaung di bawah agensi WAVY. Wave to Earth beranggotakan Daniel (vokal, gitar, dan penulis lagu), John (bass), dan Dongkyu (drum), serta dua anggota sesi, Jong-geun (keyboard) dan Jeon-min (saksofon).

Pintu venue dibuka untuk semua kategori tiket pada pukul 13.00 WIB, tetapi arus penonton dalam jumlah besar mulai berdatangan sekitar pukul 18.00 WIB. Setibanya di dalam, para penggemar disuguhi berbagai tenant makanan dan minuman (FnB), photobox, serta booth merchandise resmi. Antusiasme yang tinggi terlihat dari antrean panjang di booth tersebut, hingga beberapa penggemar, termasuk penulis, tidak sempat mendapatkan kesempatan untuk berfoto atau membeli merchandise.

Show baru akan dimulai pukul 20.00 WIB. Meskipun demikian, para penggemar yang ingin mendapatkan posisi terbaik di area festival sudah mulai memenuhi hall sejak pukul 19.00 WIB. Sesuai tradisi, lagu kebangsaan Indonesia Raya diputar pada pukul 19.50 WIB. Begitu lagu kebangsaan selesai, teriakan penonton mulai menggema, menantikan kehadiran para anggota band di atas panggung. Namun, masih dibutuhkan beberapa menit sebelum mereka akhirnya muncul.

“are you bored?” ditampilkan di panggung

Sorakan penuh kebahagiaan pun pecah ketika Wave to Earth menaiki panggung dan membuka konser dengan lagu are you bored?. Suasana riuh perlahan berubah menjadi senandung ketika para penonton antusias menyanyikan love., lagu penuh makna yang menjadi salah satu lagu favorit kebanyakan audiens selain seasons.

“annie” ditampilkan di panggung

Kemeriahan semakin terasa saat annie dimainkan. Dengan penuh semangat, seisi ruangan meneriakkan bagian paling ikonik dari lagu tersebut. Momen semakin spektakuler dengan diluncurkannya konfeti ke langit-langit venue, menciptakan suasana yang fantastis.

Daniel kemudian mengajak seluruh penonton untuk melakukan fanchant bersama saat pueblo dimainkan. Sepanjang konser, ia dan John juga beberapa kali menyapa penggemar, menanyakan kabar, serta berbagi cerita singkat, menciptakan interaksi yang lebih akrab dan hangat.

(dari kanan ke kiri) daniel memainkan gitar, dongkyu memainkan drum, john memainkan bass

Selain itu, para anggota juga menunjukkan keahlian bermusik mereka. Dongkyu memukau penonton dengan keterampilan drumnya yang luar biasa, sementara Daniel dan John menampilkan permainan gitar dan bass yang apik. Momen ini memberikan pengalaman yang jauh lebih berkesan dibanding hanya menyaksikan mereka melalui layar kaca.

Selain judul-judul yang telah disebutkan, berikut adalah daftar lagu yang juga dimainkan dalam konser ini:

  1. play with earth!
  2. peach eyes
  3. bad
  4. beck.
  5. slow dive
  6. holyland
  7. homesick
  8. wave
  9. calla
  10. sunny days

Konser diakhiri dengan lagu pink, yang menghadirkan melodi menenangkan, sangat cocok untuk menutup malam penuh kesan ini.

Wave to Earth mengangkat bendera mereka dan bendera Indonesia, kemudian melakukan bowing
postingan instagram Wave to Earth seusai konser

Namun, kejutan belum berakhir. Setelah lagu terakhir dimainkan, Wave to Earth mengajak seluruh penonton untuk berfoto bersama. Mereka juga mengeluarkan bendera berlogo Wave to Earth yang telah dipenuhi tulisan dari para penggemar. Salah satu penggemar bahkan memberikan bendera Indonesia kepada mereka, menambah nuansa emosional dalam konser ini.

Setelah sesi foto, para anggota band memberikan kenang-kenangan kepada penonton: Daniel melempar pick gitar, John melempar botol minum, dan Dongkyu melempar stick drum. Sorakan semangat menggema di seluruh venue, menutup malam dengan kenangan yang sulit dilupakan.

Reia (15 tahun), seorang siswi SMA Labschool Kebayoran yang turut hadir dalam konser ini, berbagi kesannya, “Mereka keren banget, my ears were blasting, vokalnya Daniel crunchy banget, overall really enjoyed it.”

Secara keseluruhan, konser ini menghadirkan pengalaman yang luar biasa. Malam itu bukan sekadar pertunjukan musik, tetapi perayaan emosi yang berpadu dalam harmoni. Wave to Earth tidak hanya membawakan lagu-lagu mereka, tetapi juga menciptakan pengalaman yang akan terus membekas di hati para penggemar. Sorotan lampu, gemuruh suara penonton, dan momen-momen magis yang tercipta menjadikan malam ini seperti mimpi yang enggan berakhir. Penulis meninggalkan Istora dengan hati penuh, senyum yang enggan pudar, dan melodi yang masih terngiang di telinga. Sebuah malam yang akan selalu dikenang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *