Oleh : Shayera Alma Shaliha
Acara tahunan yang biasanya ditunggu-tunggu oleh siswa kelas sebelas, pada tahun ini terpaksa harus dijalankan secara virtual. Meskipun terkesan membosankan, siswa-siswi kelas sebelas masih mempunyai semangat akan mempelajari budaya-budaya baru dan juga lebih mengetahui lebih lanjut informasi tentang fakultas-fakultas di Universitas Gadjah Mada yang akan mereka kunjungi.
Pada hari pertama, kami disambut oleh Kak Ekanto yang bersekolah di Tokyo International University. Beliau memberikan informasi-informasi tentang jurusan dan berbagai macam cara untuk mendapatkan program scholarship dari TIU.
Kemudian berlanjut ke sesi selanjutnya yang memisahkan antara jurusan IPS dan MIPA. Siswa-siswi IPS hadir dalam room yang membahas tentang FISIPOL UGM, yang dipandu oleh Kak Alfian Nurdiansyah yang merupakan Staf Sekretariat Fakultas dan Humas. Pada sesi ini siswa IPS diberikan informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada pada FISIPOL selain itu, siswa-siswi IPS juga diberikan sesi bertanya jawab. Selain FISIPOL UGM, siswa-siswi IPS juga diperkenalkan ke Fakultas Hukum UGM, yang mana peminat dari siswa-siswi IPS sangat banyak jumlahnya, mereka antusias pada saat sesi tanya jawab, dan beberapa dari mereka juga memenangkan kuis yang diberikan oleh FH UGM.
Selanjutnya, sosialisasi tentang Institut Seni Indonesia, yang dipandu oleh Bapak Tri Purnomo, yang mempresentasikan tentang sejarah Institut Seni Indonesia, dan juga jurusan-jurusan yang ada pada ISI. Kemudian untuk fakultas yang terakhir yaitu FIB UGM, juga diperkenalkan kepada siswa-siswi IPS yang dipandu oleh dosen FIB.
Selain itu ada juga kunjungan virtual Museum Dewantara Kirti, yaitu museum yang menunjukkan sejarah tentang Ki Hajar Dewantara, pada sesi kali ini siswa-siswi MIPA dan IPS di ajak “berkeliling” di dalam Museum Dewantara Kirti, dan juga penjelasan dari staff museum tentang sejarah Ki Hajar Dewantara dan juga Taman Siswanya. Ada juga kunjungan ke Museum Ullen Sentalu yang menjelaskan tentang sejarah dan budaya kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram. Kemudian siswa-siswi kelas sebelas juga berkenalan dengan narasumber dari Kraton Yogyakarta, beliau juga menjelaskan tentang sejarah Kraton, budaya mereka, dan beberapa hal yang berubah dari zaman dahulu hingga sekarang.
Selanjutnya pada hari terakhir kegiatan kunjungan virtual kelas sebelas adalah berkunjung ke Museum Vulkanologi, yang menjelaskan tentang Gunung Merapi, dan berbagai macam cara penanggulangan jika ada bencana seperti erupsi. Dan kunjungan virtual terakhir adalah kunjungan ke Pabrik Susu Mirota, dimana siswa kelas sebelas dijelaskan tentang proses pemasaran susu bubuk produk local yang didirikan oleh sebuah keluarga yang berasal dari Yogyakarta.
Sesi studi lapangan virtual diakhiri dengan acara Heart To Heart yang diselenggarakan oleh ketua angkatan dari kelas sebelas. Pada sesi ini, para ketua angkatan menyediakan games yang diikuti oleh satu angkatan dan pemenangnya juga diberikan voucher belanja. Siswa-siswi kelas sebelas sangat antusias, terlebih lagi walaupun semua ini hanyalah kunjungan virtual, mereka semua tetap menjalankannya dengan senang hati