Penulis : Alanna Shira Nafeeza XI MIPA 5 dan Mufidah Reyhanun XI MIPA 4
Pada Rabu, 15 November kemarin SMA Labschool Kebayoran mengadakan acara “SMA Labsky Peduli Palestine”. Acara ini digelar dengan tujuan baik dan disambut secara antusias dengan seluruh civitas SMA Labschool Kebayoran. Dengan pembukaan yang mengharukan dan penuh semangat, acara dimulai dengan yel-yel Palestina yang penuh semangat yang dipimpin oleh MC Azka dan Rahma, menciptakan nuansa malam solidaritas.
Pembacaan Al-Quran yang menggetarkan jiwa oleh Fayyad dan Sulthan dari Al-Isra menambahkan sentuhan spiritual yang mendalam pada pertemuan tersebut.
Di tengah suasana yang hening, Bapak Doni menyampaikan pidato kepada para hadirin, mengungkapkan penyelesaian tahun akademis yang terbayangi oleh kehilangan anak-anaknya sendiri. Dengan luar biasa, senyum-senyum tegar dari siswa-siswa Labsky di tengah tragedi menyoroti kekuatan semangat mereka. Hari ini menandai hari ke-40 konflik berkepanjangan sejak awal Oktober, menekankan situasi darurat di Palestina—negara satu-satunya yang masih mencari kemerdekaan. Di luar konflik agama, konflik ini telah berkembang menjadi krisis kemanusiaan, dengan 30.000 terluka dan 11.000 jiwa yang meninggal. Rumah sakit kesulitan akibat kekurangan bahan bakar dan listrik, menantikan dukungan dari dermawan global. Melalui kolaborasi dengan KNRP, Labsky berharap dapat meringankan beban bagi mereka yang terkena dampak.
Memindahkan emosi penonton lebih jauh, Ibu Nita membacakan puisi yang menyentuh hati berjudul “Anak-Anak Gaza” karya Helvy Tiana Rosa yang diiringi oleh musik instrumental “Atouna Etoufule.”
KNRP, sebuah organisasi yang peduli pada isu kemanusiaan, telah aktif menggalang dana untuk Masjid Al-Aqsa dan menangani krisis kemanusiaan yang lebih luas di Palestina.
Ustadz Muhammad Syarief, L.c, M.H selaku perwakilan dari KNRP membagikan cerita menyedihkan, menyoroti ketiadaan struktur sekolah yang utuh akibat ancaman serangan misil yang terus-menerus. Dengan mengejutkan, 70% dari 11.300 korban adalah perempuan dan anak-anak, mengungkap keparahan kekejaman. Beliau menekankan bahwa banyak anak Gaza yang memeluk mati syahid, kontras dengan cinta kehidupan orang Zionis. Pandangan mengharukan bahwa setiap syahid dapat memberi syafaat untuk 70 anggota keluarganya menambah kedalaman pada krisis kemanusiaan.
Dalam acara ini juga ditampilkan video terkini tentang perkembangan di Gaza, menggambarkan penodaan Masjid Al-Aqsa, pejuang Palestina merespons provokasi, dan pengeboman Israel yang terus-menerus di Gaza.
Sebelum penutupan, dilakukan pemberian sumbangan kolektif yang telah dikumpulkan oleh seluruh warga Labsky yang jumlahnya mencapai angka mengesankan 40 juta, menunjukkan kemurahan hati dan kepedulian SMA Labschool Kebayoran terhadap warga Palestina.
Setelah itu, dilakukan juga pelelangan pigura yang dimana hasilnya akan didonasikan kepada Palestina. Terdapat tiga jenis pigura yang dilelang yakni:
– Pigura terbesar, dengan harga 5 juta, menarik perhatian para guru.
– Pigura besar, senilai 3 juta, menarik minat beberapa peserta.
– Pigura kecil, dengan harga 1 juta masing-masing, menarik minat dari sepuluh lebih individu.
Lelang ini, didorong oleh rasa kasih sayang dan solidaritas, bertujuan untuk memberikan kontribusi signifikan pada upaya bantuan berkelanjutan bagi rakyat Palestina. Semoga keadaan lekas membaik, dan #FREEPALESTINE!