Penulis: Faiq Ghatfan Musyaffa (XI MIPA 3)

Jakarta Selatan – Siapa yang tidak kenal Prilly Latuconsina, wanita kelahiran tahun 1996 yang sudah berkarir di bidang hiburan lebih dari 10 tahun? 

Kemarin, pada hari Rabu, 2 maret 2023, Prilly hadir di SMA Labschool Kebayoran sebagai pembicara di acara Seminar Tokoh Karir 2023 “Berani Berkarya dan Asah Potensi Menjadi Generasi Tangguh”. Prilly membagi kisahnya yang sangat motivasional dan memberi semangat kepada SMA Labschool Kebayoran untuk terus berkarya sesuai dengan passion-nya. 

Prilly bercerita bahwa ia telah menekuni passion-nya pada bidang hiburan sejak ia masih SMP. Perempuan yang telah membintangi banyak sekali film layar lebar ini telah memenangkan banyak sekali penghargaan, sudah lebih dari 15 penghargaan yang telah didapatkan dan itu tidak membuat ia menjadi tinggi hati. Tidak ada proses yang mudah baginya, waktu, tenaga, pikiran, sudah ia kerahkan seluruhnya untuk berkarya. Ketika sukses, itu tidak membuat ia menjadi tinggi hati. Kesuksesan yang diraihnya tidak lepas dari doa orang sekitar yang selalu mendukungnya, ia merasa tidak berhak untuk menyombongkan dirinya. Prilly selalu mengingat bahwa seluruh rezeki yang ia dapatkan berasal dari tuhan

Kesibukannya sebagai artis tidak membuat ia lupa dengan sekolahnya. Ketinggalan materi pelajaran sudah menjadi hal yang biasa bagi Prilly. Namun, itu tidak membuat Prilly lupa dengan kegiatan akademiknya. Ketika Prilly tertinggal materi pelajaran, dengan inisiatif ia meminta catatan dari teman kelasnya, meminta untuk diajari oleh temannya, dan meminta tugas tambahan agar nilainya tetap stabil walaupun sering meninggalkan kelas. Tidak cukup hanya menerima ijazah SMA, Prilly melanjutkan kuliah nya di London School of Public Relation (LSPR) dengan jurusan Public Relation Fakultas Ilmu Komunikasi. Tidak hanya sebatas kuliah tanpa berprestasi, Prilly Latuconsina berhasil lulus gelar sarjana dengan predikat cumlaude. 

Wanita yang menjadi peran utama di film “Ku Kira Kau Rumah”  berpesan pada murid-murid SMA Labschool Kebayoran, tetaplah mengejar pendidikan dalam kondisi apapun termasuk ketika sudah sukses berkarir. Ketika berkuliah, kamu akan mendapatkan suatu hal yang tidak bisa didapatkan di luar kampus. Cara berpikir, berorganisasi, dan bersosialisasi yang tidak bisa dipelajari di dunia hiburan menjadikan kamu tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. 

Hinaan dan bully sudah menjadi makanan sehari hari bagi wanita muda dengan pengikut lebih dari 50 juta. Pada awalnya memang susah untuk tidak dipengaruhi dan untuk tidak mendengarkan komen-komen tersebut, namun seiring berjalan waktu Prilly menjadi pribadi yang lebih dewasa dengan tidak mempedulikan komen-komen buruk. Menghapus komen-komen buruk menjadi salah satu cara Prilly terus berkembang dan berkarya tanpa mempedulikan komen-komen buruk dari netizen. Apa yang kita tunjukkan di media sosial hanyalah sebagian kecil yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak pernah menunjukkan ketika kondisi kita ketika terpuruk, melainkan hanya ketika sukseslah kita baru menunjukkannya. Orang lain tidak pernah tahu bagaimana sebesar usaha kita, betapa banyak hal yang harus kita korbankan, hanya diri kita apa yang terjadi di belakang kamera. Tidak sepantasnya komentar-komentar buruk itu mempengaruhi diri kita dalam berkarya. 

Prilly hidup dengan mengenal prinsip 5P (Passion, Persistent, Patient, and Pray). Passion, carilah sesuatu yang disukai. Hal ini sangat lah penting karena dengan kita mengenal passion kita masing-masing, maka akan sangat mudah bagi kita untuk memilih langkah dalam hidup. Persistent, prinsip ini mengajarkan kita untuk tidak mudah tergoyah dan terpengaruh dengan hal lain. Mau direndahkan seperti apa, dihina seperti apapun itu, tetaplah jalani apa yang kamu yakini. Patient, bersabarlah karena untuk mencapai hal yang diinginkan tentu membutuhkan waktu dan usaha yang keras. Jangan iri terhadap pencapaian orang lain, jalani saja timeline mu. Pray, berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berdoa memiliki kekuatan yang besar.

Prilly Latuconsina menjadi satu bukti nyata bahwa dalam kondisi apapun kita harus tetap mengutamakan pendidikan. Selagi masih muda, produktifkan diri dengan hal-hal positif dan berkarya. Cobalah berbagai hal baru dalam menggali potensi, jangan pernah menyerah ketika gagal. Gagal menjadi bagian dari perjalanan menuju sukses. Jangan pernah mendengarkan perkataan yang menjatuhkan diri kita, terimalah kritik-kritik yang membangun. Terus berkarya dan jangan pernah menyerah!