Penulis: Safira Matondang (X MIPA 6)
Jakarta Selatan – Penyerangan Rusia ke Ukraina ditandai dengan Presiden Rusia, yaitu Vladimir Putin yang mengumumkan operasi militer pada Kamis, 24 Februari 2022. Rusia memulai serangan dengan meledakkan bom nuklir di sejumlah kota di Ukraina yang mengakibatkan banyak korban jiwa termasuk warga sipil. Sebelum penyerangan, Rusia meminta NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina. Selain memakan korban jiwa, perang Rusia dengan Ukraina dikhawatirkan memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia, di antaranya memengaruhi pasokan dan harga gandum di Indonesia, meningkatnya harga bahan bakar minyak, dan meningkatnya harga emas.
Hal ini dikarenakan Ukraina merupakan negara terbesar kedua pemasok gandum atau tepung gandum untuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor 2,76 juta ton gandum dan tepung gandum dari Ukraina senilai 821 juta dolar Amerika Serikat. Besarnya impor gandum dari Ukraina akan berdampak pada pasokan dan harga makanan olahan berbahan dasar gandum.
Sementara itu Rusia merupakan negara produsen emas terbesar ketiga di dunia. Terjadinya perang Rusia dengan Ukraina diprediksi juga akan mengakibatkan harga emas meningkat hingga Rp1 juta per gram. Saat ini, harga emas meningkat menjadi Rp974.000,00 per gram.
Rusia juga merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sehingga perang Rusia dengan Ukraina memengaruhi harga minyak di dunia. Harga minyak di dunia saat ini meningkat hingga 100 dolar Amerika Serikat per barel. Sementara asumsi APBN 2022 menetapkan harga minyak 63 dolar Amerika Serikat per barel. Selisih harga yang cukup besar ini dapat mengakibatkan kenaikan harga bahan bakar minyak.
Pemerintah Indonesia harus segera memutuskan langkah tepat untuk mengantisipasi dampak akibat perang Rusia dengan Ukraina agar stabilitas ekonomi Indonesia tidak terganggu.