Penulis : Subhan

Jepang Jauh sebelum Presiden Joko Widodo meluncurkan kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh pada 2 Oktober 2023.

Ternyata Kereta Api Cepat Pertama telah Dikembangkan oleh Jepang. Kereta ini meluncur pada 1 Oktober 1964 untuk yang pertama kalinya dari Tokyo menuju Osaka. Saat dioperasikan pertama kali, Shinkansen dianggap sebagai inovasi teknologi yang ajaib karena kecepatannya mencapai 210 km/jam. Fenomena itu, menggerogoti jiwa peserta Musubi untuk menjajal kecepatan kereta ajaib.

Angin musim semi Jepang kembali kami hirup. Pagi ini kami menyusuri kota Kyoto, kota mirip Yogya, karena banyak bangunan kuno dicagarbudayakan. Kota tempat dicanangkan restorasi Meiji.

Suasana kota Kyoto, Jepang

Rombongan akan menikmati indahnya kompleks kuil Fushimi Inari Taisha. Kuil Shinto yang berada di Fushimi-ku, Kyoto, Jepang. Kuil ini merupakan kuil pusat bagi sekitar 40.000 kuil Inari yang memuliakan Inari. Kuil utama terletak di kaki Gunung Inari, dan tanah milik kuil mencakup gunung yang tingginya 233 meter.

Tepat jam 10.55 kami tiba di kuil di sini rombongan menyusuri kuil yang masih utuh dan terawat. Di sini, kami seolah dibawa ke Jepang masa silam seperti tayangan film-film Jepang yang pernah ditonton.

Dokumentasi tim Musubi

Di kuil ini, peserta belajar memahami peradaban Jepang ratusan tahun silam. Kuil digunakan untuk melaksanakan tradisi keagamaan Shinto, seluruh kuil memiliki gerbang torii sebagai pembatas antara kawasan suci dan dunia fana. Para peziarah umumnya melakukan sikap bungkuk sebagai penghormatan dan berdoa di depan altar.

Sebagai kenangan di kuil ini rombongan berfoto, berbelanja cendera mata, dan icip-icip kuliner dengan cita rasa Jepang tentunya kami pun diperkenankan untuk berbusana kimono.

Kuil Shinto

Tepat jam 12.30 jelajah kuil selesai. Rombongan bergeser menuju Stasiun Kyoto. Berbekal tiket yang sudah disiapkan, jam 13.30 seluruh rombongan sudah duduk manis di kursi kereta cepat Shinkansen dan seiring doa naik kendaraan kelar ……wushhh kereta melesat cepat secepat anak panah lepas dari busurnya. Bablas tak ada goncangan tak ada rasa jagijug gujagijug….. sepertinya dilagunya Elvi Sukaesih yang kembali populer Juwita Bahar. Juga gak ada suara tut…tut…tut…penulis sendiri terasa dibawa terkantuk-kantuk. Hanya hitungan menit dari lokasi berangkat ke stasiun yang dituju telah sampai. Benar-benar cepat bagai kilat.

Dokumentasi tim Musubi menaiki kereta shinkansen

Selanjutnya kami berpindah menggunakan kereta konvensional menuju Osaka City Abeno Live Safety Learning Center. Sebuah lembaga pelatihan penanganan migitasi gempa. Jam 16.11 kami dilatih memahami dan migitasi gempa melalui paparan, pemutaran video gempa, dan simulasi penyelamatan gempa.

Dokumentasi tim Musubi di lokasi simulasi gempa

Tepat jam 17.26 pelatihan migitasi selesai dan rombongan bergerak ke Pusat Belanja Dountonbori.

Dountonbori adalah pusat gastronomi, perbelanjaan dan hiburan di sisi selatan Kanal Doutonbori, Osaka, Jepang. Di seruas jalan antara Jembatan Doutonbori dan Jembatan Nipponbashi ini terdapat berbagai macam rumah makan dan fasilitas hiburan.

Tim Musubi di Dountonbori

Di lokasi ini, rombongan berbelanja beragam kebutuhan dan kembali menikmati kuliner khas Jepang, ice cream Turki, kopi dll bersama wisatawan lain dari berbagai negara. Tepat jam 20.30 kami kembali ke hotel dan istirahat.

(bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *