Penulis: Subhan
Yogyakarta – Merujuk pada pemberitaan yang ditulis oleh Dara Fitriana di Skypress, edisi 6 Juli 2022 tentang Studi Banding Guru dan Karyawan ke SMA 3 Yogyakarta, memunculkan tanda tanya. Pertanyaan ini bermula dari fakta bahwa SMA Labsky (SMA Labschool Kebayoran-read) adalah sekolah favorit di Jakarta Selatan. Indikasinya, pertama adalah pada setiap awal tahun pelajaran baru SMA Labsky senantiasa menjadi sasaran ribuan peserta untuk berebut kursi. Perebutan ini mejadi lebih tragis karena sekian puluh kursi telah telah terisi oleh peserta yang masuk tes melalui jalur prestasi. Maka persaingan pun kian sengit. Kedua, prestasi akademik pun menjadi catatan khusus karena alumni Labsky banyak diserap di perguruan tinggi unggul, baik swasta maupun negeri di Indonesia, semisal UI, ITB, UGM, Unpad, baik melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Selain itu, tercatat pula alumni Labsky yang diterima di kampus terbaik di luar negeri, seperti di Eropa, Australia, Jepang, dan lain-lain. Ketiga, pembinaan karakter dan pembinan organisasi yang mumpuni.
Mumpuni? Ya, dalam catatan perjalanan pendidikan, Labsky selama kurun waktu 20 tahun tidak pernah terlibat dalam tawuran antarsekolah, tidak pernah ditemukan peserta didik yang terlibat dalam kasus narkoba, kekerasan seks, perundungan,dan intoleransi. Tiga kasus terakhir ini yang kemudian disebut-sebut oleh pengamat Pendidikan sebagai 3 dosa besar Pendidikan. Namun sebaliknya, peserta didik di Labsky selama 20 tahun itu senantiasa menorehkan banyak prestasi, baik tingkat lokal mapun nasional. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa tanpa Kurikulum Penggerak, Labsky telah mampu membentuk pelajar dengan profil Pancasila.
Hal lain yang membanggakan, Labsky kerap kali menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan lomba dengan beragam cabangnya, aktivitas sosial, keagamaan, dan gelaran pentas seni yang dikenal dengan Skyavenue. Gelaran Skyavenue ini menjadi ikon khusus Labsky karena kehadirannya senantiasa ditunggu remaja Jakarta yang merindukan sajian pentas seni yang unik, berkelas, dan elegan. Terakhir gelaran Bulan Bahasa tingkat nasional pun telah terselenggara dengan baik yang memfasilitasi putra putri Indonesia, khususnya dalam bidang Bahasa dan Sastra.
Kembali ke pokok masalah, Labsky dengan reputasi dan prestasi demikian baik, mengapa pula harus melakukan studi banding, bukankah segalanya telah terbentuk sebagai salah satu sekolah idaman?
Ada pepatah yang menyebutkan bahwa merebut prestasi gemilang siapa pun dapat dilakukan jika mau bekerja keras dan cerdas, tetapi mempertahankan prestasi jauh lebih sulit. Inilah mungkin yang tengah dan terus dilakukan oleh Labsky yang sekarang berada pada puncak prestasi.
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia banyak sekolah swasta yang berkiprah melahirkan peserta didik yang dikenal karena prestasinya. Namun, seiring waktu, sekolah tersebut tidak mampu bertahan karena faktor internal dan eksternal. Sebut saja di antaranya adalah adanya persaingan manajer, pertentangan gagasan para penyelenggara, perebutan kekuasaan, penyalahgunaan keuangan, gagalnya pengembangan karakter siswa, serta bisa jadi dampak kebijakan pemerintah yang berujung sekolah tersebut tidak memiliki siswa dan akhirnya punah.
Labsky adalah sekolah swasta yang berpotensi punah ditelan sejarah tanpa meninggalkan jejak jika salah kelola. Oleh karena itu, Labsky perlu mengantisipasinya dengan terus menjaga mutu. Upaya menjaga mutu itu tengah diupayakan oleh Badan Pengelola Sekolah melalui program Penjaminan Mutu Internal. Selain itu, perlunya melakukan upaya membuka wawasan dengan belajar ke sekolah-sekolah lain yang telah puluhan tahun mempertahankan prestasi dan eksistensinya. Proses inilah yang disebut dengan studi banding.
Studi banding adalah sebuah konsep belajar yang dilakukan di lokasi dan di lingkungan yang berbeda dengan tujuan peningkatan mutu, perbaikan sistem, perluasan usaha, penentuan kebijakan baru, perbaikan peraturan perundangan, dan lain-lain.
Studi banding juga merupakan kegiatan belajar ke suatu tempat atau instansi resmi yang berada di luar intansi itu sendiri. Dengan melaksanakan studi banding menjadi mempelajari suatu hal ataupun ilmu yang sama dan berbeda. Studi banding juga bisa diartikan sebagai riset terhadap suatu hal. Dengan melakukan studi banding, seseorang bisa melakukan perbandingan objek studi sebagai evaluasi dan memperbaiki kekurangan yang mendukung kemajuan kegiatan sekolah.
Melaksanakan studi banding, terutama bagi pengajar memiliki berbagai keutamaan, di antaranya:
1. Membangun Motivasi
Studi banding dapat membangun motivasi pengajar untuk melakukan perubahan atau bekembang menjadi lebih baik. Dengan studi banding, pengajar akan sadar bahwa masih banyak kekurangan yang dimiliki yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi. Dengan kata lain, studi banding akan membawa sebuah perubahan pada pola pikir seorang pengajar.
2. Melihat Luasnya Dunia
Dunia ini sangatlah luas. Jika hanya terpaku akan hal yang ada di dalam saja, pengajar tidak akan pernah maju. Dengan studi banding, pengajar dapat mengubah cara pandangnya terhadap suatu hal.
3. Membangun Relasi
Kegiatan studi banding juga bisa menjadi kesempatan dalam menjalin relasi dengan banyak pihak. Semakin banyak juga pihak yang bisa membantu pengajar dalam meningkatkan kemajuannya.
Semoga pascastudi banding ke SMA 3 Yogyakarta, civitas akademika Labsky mampu memunculkan ide-ide baru yang lebih segar dan inspiratif yang terimplementasikan dalam program akademik ataupun nonakademik. Kita tunggu.