Penulis: Kania Raksa (X MIPA 3)
Jakarta Selatan – Lagi-lagi SMA Labschool Kebayoran dihadiahkan kabar baik dari siswa-siswanya. Athyana Kamila Syahindra dari angkatan Viscakara, meraih prestasi dalam bidang taekwondo dan mendapat penghargaan dari New York International Eagles Virtual Taekwondo Championship. Tak hanya itu, ada juga Aldebaran Rahman Adhitya dari angkatan Vastagana yang sering memenangkan berbagai ajang olimpiade mulai dari matematika, bahasa inggris, sampai lomba menulis esai.
Tentunya untuk mencapai itu semua tidaklah mudah, di balik keberhasilan mereka terdapat berbagai lika liku. Seperti apa yang disampaikan oleh Kamila, dalam mendalami bidang taekwondo di kondisi pandemi sekarang pasti ada positif dan negatifnya. Dilihat dari segi positif, ia dapat memperoleh banyak pengalaman terutama dalam bertanding ke luar negri, melihat peserta lain dari berbagai negara, dan menjadi lebih percaya diri dan yakin terhadap diri sendiri. Namun, terdapat tantangan pada saat pandemi, yaitu ia tidak bisa latihan secara tatap muka. Beralih ke Aldebaran, ia berkata bahwa Ia menemukan kekalahan yang lebih banyak dari kemenangan. Ia juga terkadang kecewa dan murung karena sudah merasa bekerja keras, tetapi hasilnya kurang memuaskan atau tidak sesuai ekspektasi. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menjadi terbiasa dan mulai menerima kekalahan demi kekalahan yang tentunya merupakan hal yang wajar dalam sebuah.
Sejak sekolah dasar, Aldebaran terinspirasi dengan tokoh tokoh yang berjasa dan yang menurutnya sangat keren, salah satunya adalah Almarhum B.J. Habibie dengan perjuangannya membuat pesawat untuk Indonesia. Dengan motivasi tersebut, ia memiliki keinginan menjadi sepertinya. Berbeda dengan Kamila, awalnya ia tidak menyukai taekwondo. Namun, suatu hari pelatih taekwondo menanyakan apa warna favoritnya dan ia pun menjawab pink. Pelatih pun berjanji akan memberikan sabuk taekwondo berwarna pink khusus untuknya. Sejak saat itu ia menjadi rajin latihan taekwondo dan akhirnya bisa sampai sehebat ini.
Tentunya di balik prestasi besar tersebut, kita harus bisa menyeimbangkan kehidupan sosial kita di sekolah dengan teman, guru, dan akademik. Kamila berpendapat bahwa kita harus bisa membagi waktu dan mempunyai kontrol diri yang kuat untuk menyeimbangkan itu semua. Hal yang sama disampaikan oleh Aldebaran, menyeimbangi itu semua tidaklah mudah. Maka dari itu, ia membuat skala prioritas. Ia lebih memprioritaskan akademik terlebih dahulu karena menurutnya akademik merupakan hal yang paling penting. Selain itu, untuk kehidupan sosial menurutnya juga penting karena manusia merupakan makhluk sosial. Ia selalu meluangkan waktu untuk berhubungan dengan keluarga dan menurutnya hal yang membuatnya paling menyentuh hati adalah video call dengan kakek dan neneknya.
Tak lupa pula, Aldebaran dan Kamila memberikan tips agar bisa memenangkan sebuah perlombaan. Di antaranya adalah harus fokus, jangan cepat menyerah, dan lakukan yang terbaik. Teruslah bekerja keras dan pantang menyerah karena pastinya ada banyak tantangan dan kegagalan. Terakhir, yang terpenting adalah berdoa kepada Tuhan agar diberikan hasil yg terbaik.