Ditulis dan disuting oleh Damar A.
Gambar 4 : Pemimpin militer Myanmar saat ini dan pemimpin de facto Min Aung Hlaing
Pada tanggal 1 Februari 2021, Anggota dari Angkatan Militer Myanmar yang Sering disebut dengan sebutan Tatmadaw melancarkan sebuah kudeta di Ibu kota Naypyidaw. dalam hitungan jam, ratusan potisi ditangkap termasuk pemimpin De Facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint dari partai milik Su Kyi yaitu Liga Demokrasi Nasional atau NLD. peristiwa ini terjadi setelah kemenangan besar partai NLD di pemilu November lalu yang di protes oleh pihak militer karena kecurangan walaupun pihak mereka belum dapat menunjukan bukti yang kuat. Yang terjadi setelahnya adalah kekerasan dan opresi secara besar-besaran yang tidak pernah terlihat sejak tahun 1988. bentrokan antara anggota militer-polisi dan Demonstran mulai membludak akhir-akhir ini. mulai dari mahasiswa, dokter, Guru, Biksu, kaum minoritas hingga anggota polisi yang membelot, banyak orang meminta untuk kembalinya negara mereka menuju demokrasi. dan dengan terlaporkan 247 meninggal ketika penulisan ini dan ribuan demonstran dan jurnalis ditangkap oleh negara, kedamaian takan mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Tetapi mengapa hal ini terjadi? bagaimana sebuah harapan untuk demokrasi tiba-tiba diambil dari tangan rakyatnya. dan artikel ini akan menjelaskan hal tersebut. Untuk memahami bagaimana angkatan bersenjata Myanmar bisa sangat kuat, kita harus kembali jauh ke tahun 1948 ketika Myanmar saat itu disebut sebagai Burma mendapat kemerdekaan dari Inggris. Burma telah berada dalam jajahan Inggris selama lebih dari satu abad dan banyak dari mereka meminta kemerdekaan. yang paling penting diantaranya adalah Aung San, pendiri dan pemimpin dari tentara pertama Myanmar dibawah naungan Jepang pada PD II. Namun, setelah melihat kondisi Jepang yang menuju kekalahan, Aung San berganti sisi dan bergabung dengan tentara Inggris untuk mengusir tentara Jepang. setelah perang berakhir Aung San bersama dengan pemimpin kemerdekaan lainnya bernegosiasi dengan inggris untuk mendapatkan kemerdekaan mereka. Aung San sayangnya tidak bisa hidup untuk melihat hasil kerjanya. ini dikarenakan ia dibunuh oleh rival politisnya 6 bulan sebelum kemerdekaannya.
Sekarang Myanmar sudah merdeka tetapi masalah mereka belum selesai. kondisi geografis Myanmar yang dikelilingi oleh negara seperti India, Bangladesh, Tiongkok, Thailand menjadikan Myanmar sebagai sebuah percampuran dari berbagai macam grup-grup etnik yang tersebar di penjuru negara. Myanmar menghabiskan beberapa tahun pertamanya mencoba mengatasi perang-perang saudara ini, beberapa dari mereka pun masih berlanjut hingga saat ini. kemudian pada tahun 1962, para Jendral-jendral melancarkan sebuah kudeta dan menggulingkan pemerintahan burma waktu itu dan memasang Ne Win sebagai kepala negara. Ne Win mengubah Burma menjadi sebuah rezim satu partai dibawah Partai Program Sosialis Burma atau BSPP. organisasi berhaluan komunis ini mengubah Burma dari sebelumnya sebuah negara dengan harapan pertumbuhan ekonomi terkuat menjadi salah satu wilayah termiskin di Asia Tenggara.
Perubahan mulai terjadi pada tahun 1988. pada saat itu, rakyat Burma mulai muak dengan rezim Ne Win dan stagnansi ekonomi yang mengikutinya. gerakan ini disebut dengan kebangkitan 8888 diambil dari tanggal terjadinya yaitu 8 Agustus 1988. dan disinilah anak Aung San, seseorang yang bernama Aung San Suu Kyi membuat nama untuk dirinya dan menjadi pemimpin dari gerakan ini. gerakan ini gagal setelah pemerintahan Ne Win dan pemerintahan berikutnya yang menggulingkan Ne Win oleh seorang Jenderal bernama Saw Maung menindak keras para demonstran dan aktivis. Pemerintahan yang baru ini terutama menggunakan kekerasan brutal dan pada akhir 88, harapan untuk sebuah demokrasi remuk bersama dengan sebuah estimasi 10.000 orang jenazah yang dibunuh oleh pemerintah pada masa yang kelam itu.
Sekarang pemerintah yang baru ini dipimpin oleh sebuah organisasi bernama SLORC atau Dewan restorasi hukum dan keamanan negara. pada tahun 1989, SLORC mengganti nama negaranya dari Negara Kesatuan Republik Sosialis Burma menjadi Kesatuan Myanmar. Di tahun yanng sama, Suu Kyi ditahan pertama kali di dalam rumah. pertama dari beberapa penahanan rumah yang berlangsung selama 15 hampir tahun.
Pemerintah Junta SLORC yang pada 1997 mengganti namanya Dewan Perdamaian dan Pertumbuhan Negara atau SPDC menjanjikan pemilu bebas beberapa kali namun sering kali hasilnya mayoritas jatuh kepada Liga Nasional Demokrasi yang saya sebutkan sebelumnya sehingga pemerintah mengabaikan hasilnya dan status quonya masih berlangsung.
Lalu pada tahun 2008, mengikuti kenaikan harga minyak dan terjadinya gerakan revolusi safron yang dimana biksu-biksu buddha mengadakan sebuah protes yang ditumpas juga oleh pemerintah tetapi menyebabkan lingkungan internasional untuk murka kepada pemerintah junta, SPDC memutuskan untuk membuat sebuah konstitusi baru dan berbagi kekuatan dengan rakyat sipil. dan pada tahun 2010, sebuah pemilu digelar dengan hasil yang dicurangi dan memberi 80% dari kursi parlemen kepada sebuah partai pro-militer yang bernama Partai Kesatuan Solidaritas dan Pertumbuhan atau USDP. dengan pemerintah Junta dibubarkan, telah terjadi beberapa reformasi seperti haluan menuju ke sebuah perekonomian campuran dan liberalisasi termasuk juga pembebasan Aung San Suu Kyii dari tahanan rumahnya.
Dibagian ini kita harus stop dulu dan melihat struktur organisasi Tatmadaw ini karena Tatmadaw merupakan salah satu kekuatan militer paling kuat dan terlatih di seluruh Asia Tenggara sebagian dikarenakan dukungan dari tiongkok berupa penjualan senjata canggih yang mengkonsumsi sebagian signifikan dari GDP negara. Selain itu, karena lebih dari 50 tahun pengalaman dalam dunia politik, banyak dari Jenderal-jenderal dalam militer memiliki kehausan akan kekuatan dan tidak ingin melepaskan pemerintah. itulah mengapa dalam konstitusi 2008, angkatan militer mendapat 1/4 dari kursi parlemen untuk mereka sendiri dan menduduki posisi kementrian dan kursi kabinet yang strategis. Tidak kurang lagi, Tatmadaw juga memasuki dunia perbisnisan juga dengan didirikanya dua konglomerat yang bernama Myanmar Economic holdings limited dan Myanmar Economic Corporation yang menaungi puluhan perusahaan domestik dan Internasional dengan MEHL sendiri meraup untung hampir $18 milliar dolar pada tahun 1990 sampai 2010 menurut Amnesty International dengan mayoritasnya kembali lagi untuk membiayai angkatan senjata mahal mereka. semua ini menunjukan bahwa Pemerintah walaupun sekalipun dipimpin oleh seseorang yang dipimpin secara demokratis, akan tetap berada dalam bidikan Tatmadaw, siap untuk menggulingkan pemerintah mereka kapanpun mereka mau.
Dan pengambilalihanpun terjadi pada tahun 2015 dimana sebuah pemilu berhasil memenangkan partai Aung San Suu Kyii yaitu NLD dan memerintah. Suu Kyii sendiri tidak bisa mencalonkan diri menjadi presiden secara konstitusi sehingga pemerintah membentuk sebuah posisi bernama konselor negara dimana ia menjadi pemimpin de facto Myanmar. lalu pada November 2020, sebuah pemilu lagi digelar dan sekali lagi, NLD mendapat suara terbanyak dan ini dianggap cukup oleh pihak Tatmadaw yang berkulminasi dengan kudeta yang dilancarkan 1 Februari lalu.
Pertanyaan berikutnya adalah mengapa sekarang? ada beberapa faktor dengan yang paling utama adalah Tatmadaw tidak ingin kehilangan kekuatan setelah sekian lama memegangnya. Aung San Suu Kyii menjanjikan untuk membersihkan pemerintahan dari anggota militer dan pemilu terbaru ini menunjukan bahwa mereka bisa saja melakukannya. alasan lain yang mungkin adalah pemimpin militernya saat ini (dan pemimpin negara secara de facto) yaitu Min Aung Hlaing mendekati umur 65 tahun dimana secara hukum Jenderal militer harus pensiun dari kerja aktif. selain itu, ingatkah kalian mengenai krisis rohingya yang terjadi 2017 lalu? ini karena kepala angkatan darat waktu itu tak lain adalah Min Aung Hlaing dan dengan pemerintah yang lebih demokratis, ia takut suatu hari mereka akan menyeretnya sebagai penjahat perang dan di dakwa di pengadilan internasional.
omong-omong tentang rohingya, ingat ketika waktu itu saya menyebutkan bahwa Tatmadaw seolah-olah membidik pemerintahan Myanmar tepat dikepala? inilah menjadi salah satu alasan mengapa Aung San Suu Kyii bungkam ketika penonton internasional mempertanyakan mengapa kebengisan yang dilakukan oleh militernya sendiri dapat berjalan tanpa ada yang menghentikannya. dan sekarang, dengan militer kembali berkuasa. banyak kaum minoritas yang sebelumnya ditindas oleh Tatmadaw di era BSPP dan SLORC takut hal yang sama akan terulang kembali.
Dan rakyat Myanmar tidak diam saja. demonstrasi dan protes terjadi diseluruh penghujung negara. semuanya mulai dari dokter, guru, mahasiswa dan banyak orang dari berbagai segi kehidupan turun kejalan dan berkata tidak kepada rezim baru mereka. dan pemerintah junta bertindak keras dengan gas air mata dan amunisi hidup megegar jalanan kota Nyapyidaw, Rangoon, dan kota-kota besar lainnya.
Dan beginilah situasi saat ini. dengan tentara dan polisi melakukan kekerasan kepada demonstran dan gerakan demokrasi yang mulai menjanjikan ini mulai tercekik lagi, kita hanya bisa berharap yang terbaik kepada rakyat Myanmar dan berharap demokrasi akan kembali di sana.