Banjir di Jakarta memang sudah bukan hal yang asing lagi bagi warga Jakarta. Setiap tahunnya pasti ada saja banjir yang terjadi di daerah kawasan Ibukota ini. Contohnya saja saat awal tahun 2020 dan awal tahun 2021, Kawasan DKI Jakarta terkena banjir yang cukup parah. Namun, tidak hanya curah hujan saja yang menjadi penyebab banjir Jakarta, melainkan ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan banjir ini.

Seperti di tahun 2020, banjir Jakarta disebabkan karena minimnya daerah resapan air, adannya pendangkalan sungai, tersumbat nya saluran air yang dikarenakan sampah yang menumpuk, curah hujan yang tinggi, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Pada tahun 2021, Gubernur DKI Jakarta mengatakan bahwa penyebab utama banjir adalah karena curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan over kapasitas pada sistem drainase.

Untuk mengatasi hal ini, Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir di Kawasan Ibukota. Upaya pertama adalah pembangunan drainase vertikal, pembangunan ini dilakukan karena tempat-tempat resapan banjir yang dulu sudah tidak bisa lagi menampung air hujan. Drainase vertikal sendiri merupakan tempat atau daerah resapan air yang sengaja dibuat untuk mengatasi banjir.

Upaya kedua adalah program “Gerebek Lumpur”, program ini dilakukan untuk mengurangi pendangkalan yang bertujuan untuk menambah kapasitas sungai, danau, dan waduk di kawasan Ibukota, sehingga dapat mencegah terjadinya genangan banjir.

Upaya terakhir adalah naturalisasi sungai. Naturalisasi sungai merupakan program Anies Baswedan yang ia yakini dapat menjadi solusi dalam mengatasi banjir Jakarta. Upaya naturalisasi yang dilakukan adalah mengembalikan bentuk sungai, membersihkan, mempercantik, dan memperlebar sungai.

Referensi: Kompas dan Akurat.co