Penulis: Naila Ayu XI MIPA 1

Yogyakarta — Siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran angkatan Vastagana pada siang, 26 Januari 2023 telah berkumpul di wisata Goa Pindul, lokasi wisata alam  berbasis  sungai dalam gua bawah tanah. 

Kegiatan diawali dengan makan siang di salah satu pendopo. Selanjutnya Vastagana berganti pakaian,  membeli plastik handphone agar terhindar dari rembesan  air. 

Setelahnya,  siswa-siswi berkumpul di depan pintu masuk untuk melaksanakan foto bersama, meneriakkan  yel-yel penyemangat, dan lanjut menaiki pick up menuju lokasi Goa Pindul. 

Selama perjalanan, siswa-siswi diharuskan berdiri,  karena faktor tidak biasa dan jalanan yang cenderung berbatu, mereka berpegangan  satu sama lain, meski begitu hal ini menimbulkan banyak tawa serta canda. 

Setibanya di lokasi Goa Pindul, siswa-siswi diarahkan mengambil ban. Mereka kemudian harus menuruni tangga bebatuan untuk bertemu aliran sungai Goa Pindul. Satu per satu siswa menaiki ban mereka di air, tak sedikit yang kaget akan dinginnya air sungai, membuat teman-temannya tertawa sambil mendokumentasikan reaksi mereka. 

Saat di air, siswa-siswi diarahkan untuk berpegangan pada ban temannya, membuat satu barisan panjang. Sebenarnya barisan tersebut tak boleh putus, namun keteledoran dan keisengan siswa-siswi membuat barisan itu putus beberapa kali. Bukannya khawatir, mereka hanya tergelak saat melihat temannya terbawa arus ke arah berlawanan, untungnya pemandu Goa kerap membantu menyambungkan barisan seperti semula. 

Goa Pindul terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona terang, remang, dan gelap. Pada zona terang, siswa-siswi banyak mengambil swafoto karena adanya pencahayaan. Pada zona remang, mereka mulai menggunakan mode flashlight untuk berfoto dan mengambil video. Pemandu wisata mulai banyak bercerita saat memasuki zona remang. Untuk menambah keseruan perjalanan, pemandu wisata sering meminta siswa-siswi untuk mengepakkan kakinya di air  membuat suara gemuruh. 

Pada zona gelap, terdapat ternak burung walet, sehingga bagian atas goa berhiaskan atap rumah burung walet. Pada zona ini juga ada beberapa penyempitan gua serta sarang kelelawar. 

Beratus-ratus kelelawar terlihat menduduki atap gua. Diakhir gua terdapat sebuah ruangan  dengan lubang di atasnya. Tempat tersebut dinamakan dengan sumur terbalik. Siswa-siswi dapat melihat cahaya matahari dan pohon-pohon di atas melalui lubang tersebut. Karena keindahannya, banyak siswa yang mendokumentasikan sumur terbalik tersebut. 

Setelah menjelajahi Goa Pindul, siswa-siswi kembali menaiki pick up untuk berwisata ke Sungai Oyo. Seperti di Goa Pindul, mereka menaiki ban untuk menyusuri sungai, namun kali ini mereka tidak diharuskan untuk berpegangan antara satu sama lain. Di tengah perjalanan terdapat air terjun dengan tinggi 10 meter. Banyak siswa, baik laki-laki maupun perempuan yang tertantang untuk melompat dari air terjun. Lucunya, beberapa dari mereka mundur dan tak berani melompat saat sampai atas dikarenakan tingginya air terjun tersebut. Namun dengan dorongan teman-teman, sebagian dari merekapun berani untuk melompat dan mendapat sorakan dari teman-teman di bawah. 

Setelah wahana air terjun,  siswa-siswi  meninggalkan ban mereka untuk berenang. Karena sulitnya berenang menggunakan pelampung, mereka pun saling berpegangan tangan dan berenang bersama. Gaya berenang mereka bisa dikatakan variatif, ada yang melakukan gaya katak, gaya bebas, serta gaya punggung. Di tengah perjalanan  hujan turun, derasnya hujan  memaksa siswa-siswi untuk berenang lebih cepat. 

Wisata Goa Pindul dan jelajah Sungai Oyo pun berakhir dengan keceriaan, kesenangan, dan keseruan yang hakiki.